Kalijati 41271


Subang 41271
Kecamatan Kalijati ( Office )


KALIJATI adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kecamatan ini Terletak di sebelah Barat dari Pusat Ibukota Kabupaten Subang. Di Kecamatan inilah saksi sejarah Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942.
sekarang tempat dimana Belanda menyerah kepada Jepang dinamakan Rumah Sejarah Kalijati yang terletak di Komplek Garuda E 25 Lanud Suryadarma.


Lanud Suryadarma Kalijati ( Tempo Dulu )

Subang 41271
Lanud Suryadarma Kalijati ( sekarang )

Geografi 

Kec. Kalijati terletak pada ketinggian 105 m dpl Topografi 70 % datar sampai berombak, 30 % berombak sampai berbukit.

Ada pun perbatasan dengan Kecamatan di sekitarnya adalah :

Utara     : Kecamatan Purwadadi
Selatan  : Kecamatan Sagalaherang
Barat     : Kecamatan Cipeundeuy
Timur    : Kecamatan Subang


Jumlah Desa  


Adapun Jumlah keseluruhan Desa yang ada di Kecamatan Kalijati berjumlah 10 desa, antara lain : 

1. Desa Bangggala Mulya
2. Desa Caracas
3. Desa Ciruluk



Kalijati Subang 41271
Gbr. Kantor Desa Ciruluk


4. Desa Jalupang
5. Desa Marengmang


zidhan xjati
Gbr. Kantor Desa Marengmang


6. Desa Kaliangsana

Kalijati Subang 41271
Gbr. Kantor Desa Kaliangsana

7. Desa Kalijati Barat
8. Desa Kalijati Timur


Kalijati Subang 41271
Gbr. Kantor Desa Kalijati Timur
9. Desa Tanggulun Barat
10. Desa Tanggulun Timur



Daftar Sekolah SD, SMP & SLTA

A. Sekolah Dasar ( SD )

Adapun Jumlah keseluruhan Sekolah dasar yang ada di Kecamatan Kalijati berjumlah 40 Sekolah Dasar, antara lain : 


* Desa Banggala Mulya :

1. SDN Sukatani
2. SDN Sukamulya
3. SDN Sukawana

* Desa Caracas :

4. SDN Purwamitra
5. SDN Kosar
6. SDN Tri Sakti

* Desa Ciruluk :

7. SDN Ciruluk 1
8. SDN Ciruluk 2
9. SDN Kertawijaya

* Desa Jalupang :

10. SDN Jalupang
11. SDN Kalamjaya
12. SDN Tunasbakti
13. SDN Dayabakti

* Desa Marengmang :

14. SDN Marengmang
15. SDN Sukamukti
16. SDN Panghegar
17. SDN Karyamukti
18. SDN Wirukencana

* Desa Kaliangsana :

19. SDN Kaliangsana



Zidhan Collections
Gbr. SDN KALIANGSANA

 20. SDN Boreas


Zidhan Collections
Gbr. SDN BOREAS

21. SDN Sudimampir


Zidhan Collections
Gbr. SDN SUDIMAMPIR


* Desa Kalijati Barat :
22. SDN Angkasa 1
23. SDN Angkasa 2
24. SDN Angkasa 3
25. SDN Angkasa 5
26. SDN Angkasa 6
27. SDN Jatimekar


* Desa Kalijatu Timur
28. SDN Kalijati 1
29. SDN Kalijati 2
30. SDN Alun-alun
31. SDN Setragalih
32. SDN Setiawinaya
33. SDN Hastakarya


* Desa Tanggulun Barat :
34. SDN Tanggulun
35. SDN Sukamanah
36. SDN Sukareja
37. SDN Angkasa 4


* Desa Tanggulun Timur
38. SDN Karangsari
39. SDN Mekarsari
40. SDN Binakarsa


B. Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Sedangkan Jumlah Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) yang ada di Kecamatan Kalijati , antara lain : 

1. SMPN 1 Kalijati


ZIDHAN XJATI
Gbr. SMPN 1 KALIJATI


2. SMPN 2 Kalijati
3. SMPN 3 Kalijati
4. SMPN Satu Atap 1 Kalijati
5. SMP Yadika Kalijati, terdapat di desa Kaliangsana.



Zidhan Collections
Gbr. SMP YADIKA KALIJATI



6. SMP PGRI Kalijati
7. MTS Yakpi Kalijati


C. Sekolah Menengah Atas ( SMA )



Dan Jumlah Sekolah Menengah Atas ( SMA ) yang ada di Kecamatan Kalijati , antara lain :



1. SMAN 1 Kalijati, terletak di desa Tanggulun Barat

ZIDHAN XJATI
Gbr. SMAN 1 KALIJATI


2. SMA Angkasa Kalijati
3. SMA PGRI Kalijati
4. SMA Yadika Kalijati, terletak di desa Kaliangsana


ZIDHAN COLLECTIONS
Gbr. SMA YADIKA KALIJATI



5. SMK 1 Angkasa Kalijati
6. SMK 2 Angkasa Kalijati
7. SMK Aulia Kalijati
8. SMK Yadika Kalijati, terletak di desa Kaliangsana


ZIDHAN COLLECTIONS
Gbr. SMK YADIKA KALIJATI



Transportasi



Dari arah sebelah Timur datang dari kota kabupaten Subang lewat Kecamatan Dawuan ,
Dari Jalur sebelah Utara melalui Kecamatan Ciasem ( Pantura )  lewat Kecamatan Purwadadi, sedang dari arah Barat jalur alternatif lewat Sadang kabupaten Purwakarta bisa dari atau menuju Kota Bandung dan Ibu Kota Jakarta.


Wisata Sejarah

A. Museum Rumah Sejarah


Zidhan Collections
Gbr. RUMAH SEJARAH 



Walaupun terletak di Kabupaten Subang, bangunan yang dinamakan “Rumah Sejarah” ini menjadi saksi kunci penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang dalam Perang Dunia Kedua. Bangunan sederhana di komplek Pangkalan Udara (Lanud) Suryadarma di Kalijati, Subang ini semula dijadikan tempat tinggal penerbang pesawat militer Belanda. Akan tetapi pada tanggal 1 Maret 1942, pangkalan udara tesebut berhasil diduduki Jepang. Sejak itu, kota Bandung yang jadi pusat pertahanan militer dan pusat pemerintahan sipil Hindia Belanda di pengungsian tidak henti-hentinya digempur.    

Karena makin terdesak, Belanda yang diwakili Gubernur Jendral Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Panglima Tertinggi Jendral Ter Poorten akhirnya memenuhi tekanan Panglima Tentara Jepang Jendral Imamura Hitoshi untuk menyerahkan kekuasaannya atas Hindia Belanda. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 8 Maret 1942, sehingga sejak itu kekuasaan atas Nusantara beralih kepada Jepang. 

“Rumah Sejarah” yang dijadikan tempat perundingan tersebut masih terjaga utuh berikut dengan isinya, termasuk lukisan yang menggambarkan keadaan pada saat perundingan. Ruang tengah yang menjadi tempat perundingan diisi kursi-kursi dan meja lebar serta koleksi lainnya berupa tempat tidur besi, sepeda, dan batu prasasti bukti pendaratan Detasemen Tentara Jepang yang dipimpin Kolonel Shoji Tosimari di Pantai Eretan Indramayu pada tanggal 1 Maret 1942.



                                                               ****


Tempat perundingan pada awalnya direncanakan di kota Subang. Akan tetapi setibanya rombongan Ter Poorten di Subang, Jendral Imamura ternyata berubah pikiran. Ia menghendaki pertemuan diselenggarakan di Kalijati yang letaknya sekitar 15 kilometer barat kota Subang.   Lapang Terbang Kalijati merupakan tempat pendidikan penerbang-penerbang militer Belanda. Lapang terbang itu berhasil duduki pada tanggal 1 Maret 1942, beberapa jam setelah pasukan yang dipimpin Kolonel Shoji Tosimari mendarat.

Lapang terbang itu memiliki kenangan tersendiri bagi Ter Poorten  Sekitar 26 tahun sebelumnya, saat ia masih berpangkat Letnan, Ter Poorten mencatat prestasi membanggakan sebagai perwira tentara yang melakukan penerbangan pertama  di tempat itu.  Akan tetapi kini di tempat yang sama, ia harus menelan pengalaman pahit dalam  perjalanan karir militernya. 

Perundingan antara Ter Poorten dengan Imamura tidak bisa segera diselenggarakan karena  perjalanan Imamura dari Jakarta  terhambat. Perundingan baru bisa dilaksanakan pada petang hari, diakhiri dengan penyerahan tanpa syarat untuk  seluruh Hindia Belanda.

Dalam lukisan di ruang tengah bangunan itu, Jendral Ter Poorten dan stafnya nampak duduk berhadapan dengan Jendral Imamura Hitoshi yang didampingi staf dan juru bahasa masing-masing. Sementara Gubernur Jendral Tjarda van Starkenborgh Stachouwer diminta meninggalkan meja perundingan setelah menyatakan tidak berwenang untuk menyatakan penyerahan.



                                                                ****

Sebagaimana transkrip pembicaraan kedua belah pihak yang terdapat di Rumah Sejarah, perundingan itu nyaris gagal karena Ter Poorten hanya menyetujui kapitulasi Bandung. Mendengar jawaban itu, Imamura berujar sinis: “Kapitulasi Bandung? Itu tidak menarik perhatian kami,” timpal Imamura. Ia berulang kali mendesak penyerahan Hindia Belanda secara keseluruhan namun Ter Poorten tetap pada pendiriannya.

Karena sudah tidak sabar, Imamura  akhirnya memutuskan: “Tidak ada gunanya mengemukakan pertanyaan ini lagi. Tuan akan dapat dengan segera  sekarang pun kembali ke Bandung. Saya akan memerintahkan mengawal Tuan sampai di pertahanan terdepan, dan saat Tuan melewati garis pertahanan itu, Bandung akan dihujani bom oleh kapal-kapal terbang itu. Walaupun begitu, saya masih memberikan kesempatan terakhir untuk mempertimbangkan permintaan saya. Untuk ini saya beri waktu sepuluh menit,” kata Imamura sebagaimana dikutip dari transkrip pertemuan yang terdapat di “Rumah Sejarah”.

Setelah itu Imamura berdiri dan berjalan keluar, memberi kesempatan lawannya untuk mempertimbangkan permintaannya. Setelah batas waktu yang diberikan habis, ia kembali ke meja perundingan sehingga terjadi dialog berikutnya yang ditujukan kepada Gubernur Jendral Tjarda van Starkenborgh Stachouwer: “Saya tidak akan membicarakan pemerintahan sipil, karena nyatanya Tuan tidak mempunyai wewenang tertinggi untuk menjawab pertanyaan saya. Sejak ini, saya larang Tuan berbicara dan akan saya tujukan kepada Panglima Tentara,” katanya.

Selanjutnya dalam transkrip pertemuan tersebut Ter Poorten akhirnya menyerah setelah didesak untuk kesekian kalinya. “Saya menerima untuk seluruh Hindia Belanda,” katanya menjawab pertanyaan Imamura apakah ia bersedia menyerahkan seluruh Hindia Belanda tanpa syarat.

Mendengar pernyataan Ter Poorten, Gubernur Jendral Tjarda van Starkenborgh segera menyela: “Oleh karena saya tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan itu, saya akan pergi,” katanya. Ia segera meninggalkan ruangan. Namun sebelum keluar, ia sempat meminta agar Imamura mengusir juru foto yang selama perundingan berdiri di depan pintu. Tetapi permintaan itu tidak digubris.

Usai perundingan, Ter Poorten menanda-tangani penyerahan Hindia Belanda, sehingga sejak itu, wilayah yang kini bernama Nusantara jatuh ke pelukan Jepang yang mengaku sebagai “Saudara Tua”.

Setelah kemerdekaan, Lapang Terbang Kalijati namanya menjadi Pangkalan Udara Militer Kalijati. Namun sejak 7 September 2001 diresmikan menjadi Pangkalan Udara (Lanud) Suryadarma.

Akan halnya bangunan yang pernah dijadikan tempat perundingan, kemudian dinamakan “Rumah Sejarah”.  Bangunan tersebut sekaligus menjadi museum yang menjadi saksi penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang. Sekaligus berakhirnya kekuasaan Belanda di Nusdantara selama tiga setengah abad. 

Tidak jauh dari tempat ini terdapat “Monumen Sejarah Jepang” yang tidak lain dari makam Sersan Konoshita, tentara Jepang yang tewas dalam pertempuran merebut Lapang Terbang Kalijati. Monumen itu diresmikan pada tahun 1986, sekaligus merupakan tempat paling banyak dikunjungi wisatawan dari Negeri Sakura. 



B. Monumen Jepang


Zidhan Collections
Gbr. Monumen Jepang 1

Zidhan Collections
Gbr. Monumen Jepang 2

Zidhan Collections
Gbr. Monumen Jepang 3


Sebuah monumen dari tentara Jepang yang sampai saat ini secara rutin masih di kunjungi mantan tentara jepang yang pernah bertugas di Kalijati beserta keluarganya.


C. Museum Hidup ( Museum Amerta Dirgantara Mandala )


Zidhan Collections
Gbr. Museum Hidup 1

Zidhan Collections
Gbr. Museum Hidup 2

Zidhan Collections
Gbr. Museum Hidup 3

Zidhan Collections
Gbr. Museum Hidup 4



Selintas  Museum Gedung Museum Amerta Dirgantara Mandala lanud Suryadarma merupakan gedung peninggalan Belanda,  yang dibangun pada tahun 1917. Luas areal seluruhnya sekitar 9000 m2 .  Terdiri atas gedung museum, Hanggar Pesawat Terbang, Apron dan tempat parkir kendaraan. Museum ini berada di kawasan Pangkalan Udara TNI AU Suryadarma, kurang lebih 15 km barat pusat kota Subang.  Museum ini diresmikan oleh Marsekal TNI Ashadi Tjahyadi pada tanggal 10 April 1982 menempati gedung Hanggar C Lanud Suryadarma. Gagasan pendirian museum ini berawal dari kemampuan dan hobi yang dimiliki oleh Marsda TNI Ramli Sumardi terhadap pesawat-pesawat tua, sehingga beliau mencetuskan gagasan kepada pimpinan TNI AU untuk mendirikan proyek “Repair and Maintenance” di bawah Yayasan Adi Upaya. Pada tanggal 10 Juni 1975 oleh Ketua Yayasan Adi Upaya Marsda TNI Soeryono gagasan tersebut diajukan kepada Pimpinan TNI AU, yang kemudian dikembangkan dengan adanya rencana mendirikan “Living Museum” (Museum Hidup) dengan maksud untuk menampung dan memelihara pesawat yang telah dihapus dari kekuatan TNI AU sehingga pesawat tersebut tetap dapat diterbangkan. Sebagai tindak lanjut, maka dikeluarkan Surat Perintah KASAU Nomor: Sprin/12/II/1978 tanggal 13 Februari 1978 yang menugaskan kepada tim untuk melaksanakan tugas-tugas kegiatan persiapan pendirian Museum di lanud Kalijati yang saat ini menjadi Lanud Suryadarma. Melalui Keputusan KASAU Nomor: Kep/19/IX/1979 tanggal 29 September 1979 tentang penyempurnaan Struktur Organisasi  Dinas Sejarah TNI AU maka terbentuk dan terwujudlah Museum Amerta Dirgantara Mandala. Koleksi Museum    Pesawat Terbang 21 buah yang terdiri dari aneka jenis, tertata rapi di ruang pesawat terbang dan tersedia pula pesawat terbang yang dapat dinaiki agar dapat menikmati dalam ruangannya. Ruang pameran sejarah perkembangan Sekolah Penerbangan di Indonesia dari  awal hingga sekarang, berupa foto-foto dan benda-benda bernilai sejarah peninggalan Sekolah Penerbangan disusun secara siatematis kronologis. Pesawat Terbang 21 buah yang terdiri dari aneka jenis, tertata rapi di ruang pesawat terbang dan tersedia pula pesawat terbang yang dapat dinaiki agar dapat menikmati dalam ruangannya. Ruang pameran sejarah perkembangan Sekolah Penerbangan di Indonesia dari  awal hingga sekarang, berupa foto-foto dan benda-benda bernilai sejarah peninggalan Sekolah Penerbangan disusun secara siatematis kronologis.


                                               =======*****=======

Link:     http://www.zidhanxjati.blogspot.com
            http://www.facebook.com/kota.kalijati            http://www.facebook.com/kecamatankalijati

6 komentar :